Nutritional Care Progress (NCP)
Pengertian
Nutritional Care Progress (NCP) adalah metode pemecahan
masalah berdasarkan problem, yang penekanannnya pada sistematika proses yang
dilakukan.
NCP dibuat agar ahli gizi (dietetic professional) mampu berfikir
kritis dan membuat keputusan yang tepat terkait dengan masalah gizi pada pasien
untuk menyediakan pelayanan gizi yang aman, efektif dan berkualitas.
Tahapan dari NCP
Terdiri dari 4 tahapan proses yaitu :
Tahap 1 : Nutrition
Assesment
- Dimulai dengan pengumpulan data melalui riwayat gizi, pengukuran antropometri, serta data penunjang lainnya (laboratorium) dan kebiasaan dari perilaku makan, data pendidikan, dan kemampuan serta data social ekonomi lainnya.
- Setelah semua data dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisa data dengan membandingkan dengan standart yang telah disepakati para ahli gizi berdasarkan temuan-temuan ilmiah sebelumnya untuk menentukan adanya ketidaknormalan (abnormalitas) dari data tersebut. Data yang tidak normal bisa berupa factor resiko yang potensial dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi atau kelainan gizi actual. Sumber data dapat berupa data primer (observasi langsung) maupun data sekunder dari rekam medic pasien.
Tahap 2 : Nutrition Diagnosis
- Dimulai dengan melakukan identifikasi dan penomoran (identification and labeling) dari data yang tidak normal, kemudian dilakukan pengelompokkan berdasarkan kelainan tertentu (clustering) serta sintesis data untuk menuju diagnose tertentu yang sering disebut domain.
- Problem dalam diagnose gizi dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok (domain) yaitu domain klinik, domain perilaku dan domain intake. Masnig-masing domain dapat dibagi menjadi beberapa kelas dan satu kelas bisa terdiri dari beberapa sub kelas
Diagnose gizi terdiri dari 3 komponen
1. Masalah/problem (P)
- Yaitu semua masalah gizi nyata yang didapat pada pasien
- Perubahan dari normal menjadi tidak normal (allteration)
- Penurunan dari suatu kebutuhan normal (decress)
- Peningkatan dari suatu kebutuhan (increase)
- Resiko munculnya gizi tertentu
2. Sebab/etiologi (E)
Yaitu semua hal yang dapat menyebabkan munculnya masalah
(problem) pasien. Komponen ini biasa menggunakan komponen gizi yang dibuat oleh
ahli gizi atau bisa merupakan komponen medic yang dibuat oleh dokter
3. Gejala/tanda (sign/symptom) (S)
Yaitu semua temuan berupa gejala dan atau denda (bukti) yang
didapat pada pasien yang terkait dengan munculnya masalah gizi, komponen ini
bisa merupakan komponen gizi yang dibuat oleh ahli gizi atau bisa merupakan
komponen medic yang dibuat oleh dokter.
Diagnose gizi pada pasien ditampilkan dalam bentuk : “Problem,
Etiology, dan Sign Sympton (PES)”, dibuat oleh ahli gizi berdasarkan atas
kriteria diagnosis gangguan gizi tertentu, sifatnya lebih cepat mengalami
perubahan, sesuai dengan respon pasien.
Tahap 3 : Nutrition Intervention
- Setelah diagnose pasien ditegakkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan intervensi gizi (Nutrition Intervention) yang terdiri dari 2 tahap yang membuat rencana intervensi gizi dan implementasi rencana (Planning and Implementation)
- Intervensi gizi ditujukan untuk melakukan management dari diagnose yang telah ditetapkan sebelumnya mengikuti management dari factor resiko, factor perilaku, factor lingkungan, dan aspek gizi dari status kesehatan pasien.
Kemampuan membuat planning intervensi yang baik meliputi hal
sebagai berikut :
- Membuat prioritas dari diagnose gizi
- Berdasarkan berat problem, keamanan, kenginginan pasien
- Melihat rujukan ilmiah (literature) dll
- Tentukan output yang dikehendaki serta target yang hendak dicapai (goal)
- Tentukan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target yang dimaksud
- Tentukan tindakan yang dikerjakan
- Tentukan resources yang aman (men, money, material, system, dll)
Setelah membuat rencana yang lengkap maka selanjutnya
dilakukan implementasi rencana intervensi gizi. Dalam hal ini dibutuhkan
kemampuan mengkomunikasikan rencana yang akan dikerjakan pada pasien, keluarga,
kepada bidang lain yang terkait kemampuan mengumpulkan data lanjutan melakukan
perubahan rencana apabila diperlukan serta kemampuan pendokumentasian semua rencana tindakan serta
respon pasien terhadap tindakan yang dikerjakan.
Tahap 4 : Nutrition Monitoring and Evaluation Monitor
Dikerjakan terhadap parameter status gizi yang akan
mengalami perubahan akibat implementasikan dari intervensi medic maupun gizi
yang dikerjakan.
Kemampuan memonitor data-data meliputi :
- Parameter gizi : pengetahuan gizi, intake, status gizi
- Parameter klinik dan penyakit : nilai laborat, tekanan darah, berat badan, keluhan dan gejala status gizi pasien, infeksi, komplikasi dll
- Parameter pasien : kepuasan, kualitas hidup, kemampuan merawat diri sendiri
- Parameter penggunaan fasilitas perawatan : lamanya perawatan di rumah sakit (length of stay)
Evaluasi
Dikerjakan dengan membandingkan parameter-parameter yang
dimonitor sebelum dan sesudah intervensi gizi atau dengan nilai standar yang
direkomendasikan. Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan untuk melihat apakah
intervensi yang dikerjakan sudah mencapai sasaran dan tidak serta kemampuan
melukan modifikasi atau perubahan dari rencana intervensi gizi.
Daftar Pustaka
Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi dalam PAGT RSUD Dr Saiful Anwar Malang
No comments:
Post a Comment
Hai^^