BOLEHKAH DIET SAAT HAMIL??
Ibu
mengalami kenaikan berat badan saat kehamilan itu hal yang wajar dan sangat
dianjurkan. Saat hamil, ibu harus memperhatikan dan memenuhi kebutuhan gizi kepada
2 orang yaitu kebutuhan akan dirinya dan janin yang dikandungnya. Dan tentunya
ibu harus mengkonsumsi kalori yang lebih banyak dibandingkan saat sebelum
hamil. Tapi terkadang pasti pernah merasakan ketakutan untuk menambah berat
badan dan pastinya khawatir akan penampilan ibu kedepannya. Maka dari itu diet
pada saat hamil dianjurkan apa tidak sebenarnya??
Divisi
Kedokteran Lingkungan, Departemen Keamanan dan Gizi Makanan, dan Institut
Kesehatan Masyarakat Norwegia melakukan penelitian pada 100.000 partisipan dan
terdapat 40.786 partisipan yang mengisi kuisioner FFQ dengan lengkap lalu
didapatkan kesimpulan ada 81,4% partisipan yang menggunakan suplemen nutrisi
berupa tambahan vitamin dan mineral untuk menambah nutrisi pada saat diet
kehamilan[1].
Selain itu masih banyak penelitian yang menunjukkan bahwa diet pada saat hamil
memang di perbolehkan tetapi harus tetap memperhatikan kebutuhan tubuh ibu dan
janin[2]. Ini
menunjukkan bahwa diet pada saat hamil boleh-boleh saja. Sebelum diberikan
diet, harus melihat IMT/Indeks Massa Tubuh ibu sebelum hamil dan sesudah hamil.
Yang harus diperhatikan yaitu apakah ibu sebelum hamil itu sudah memiliki IMT
yang normal/kelebihan atau apakah ibu saat hamil baru mengalami kenaikan berat
badan yang diluar prediksi. Karena ibu dengan berat badan melebihi prediksi
selama kehamilan akan cenderung melahirkan bayi melebihi berat badan normal dan
justru berpotensi komplikasi baik bagi si ibu maupun si bayi, hingga akhirnya
melahirkan dengan cara operasi caesar atau juga bisa
melahirkan bayi yang premature yang menyebabkan bayi memiliki BBLR.
Institut of Medicine
sendiri merekomendasikan normalnya kenaikan berat badan bagi ibu hamil
kira-kira:
- Jika berat badan ibu diawali dengan berat badan di bawah normal (dengan BMI di bawah 18.5), ibu perlu menaikkan berat sekitar 12.7 hingga 18 kg.
- Jika berat badan ibu diawali dengan berat badan normal (dengan BMI 18.5-24.9), ibu perlu menaikkan berat sekitar 11.3 hingga 15.8 kg.
- Jika berat badan ibu diawali dengan berat badan di atas normal (dengan BMI 25-29.9), ibu perlu menaikkan berat sekitar 6.8 hingga 11.3 kg.
- Jika berat badan ibu diawali dengan berat badan kegemukan (dengan BMI di atas 30), ibu perlu menaikkan berat sekitar 5 hingga 9 kg.
Berbeda halnya bila
Anda mengandung bayi kembar :
- Jika berat badan ibu diawali dengan berat badan normal, ibu perlu menaikkan berat sekitar 16.7 hingga 24.5 kg.
- Jika berat badan ibu diawali dengan berat badan di atas normal, ibu perlu menaikkan berat sekitar 14 hingga 22.6 kg.
- Jika berat badan ibu diawali dengan berat badan yang kegemukan, ibu perlu menaikkan berat sekitar 11.3 hingga 19 kg.
Agar pertumbuhan janin sehat dan normal, salah satu persiapan yang harus dilakukan ibu saat hamil adalah menjamin kecukupan asupan gizi untuk ibu dan janin karena, selama kehamilan, janin berkembang pesat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan, ibu diupayakan mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan bervariasi mulai dari sumber karbohidrat, protein, serta sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral. Manfaat makanan bergizi bagi ibu hamil di antaranya memperbesar keberhasilan menyusui, mengurangi risiko berkurangnya cadangan gizi ibu, dan memperkecil risiko bayi lahir prematur. SDKI 2007 menunjukkan bahwa presentase bayi yang mulai diberi ASI dalam satu hari setelah lahir di Indonesia adalah sebanyak 61,6 persen. Ini berarti masih banyak bayi yang tidak diberi ASI dalam satu hari sesudah bayi lahir (38,4%)[3].
Namun, belum keluarnya ASI di hari pertama sejak melahirkan bukan alasan yang tepat untuk memberikan susu formula. Akan tetapi, harus tetap diupayakan dengan cara ‘kloning’, yaitu mendekatkan bayi pada ibunya begitu lahir agar ASI terangsang keluar. Bahkan pemberian susu botol pada hari pertama sejak lahir bisa mengakibatkan bayi menjadi bingung puting, yang menyebabkan bayi mengisap puting dengan cara salah, yang dapat menyebabkan lecet puting dan berbagai masalah menyusui lainnya.7 Belum keluarnya ASI pada hari pertama kelahiran adalah sesuatu yang normal. ASI pertama ditandai dengan keluarnya kolostrum dalam jumlah yang sedikit, tetapi sangat penting untuk antibodi bayi. ASI awal yang keluar diperkirakan cuma sekitar 5-7 ml, karena memang kebutuhan bayi masih sedikit.
Daftar Pustaka
[1] Helle Margrete Meltzer et al., “Methodological Challenges When Monitoring
the Diet of Pregnant Women in a Large Study: Experiences from the Norwegian
Mother and Child Cohort Study (MoBa),” Maternal
and Child Nutrition 4, no. 1 (2008): 14–27,
https://doi.org/10.1111/j.1740-8709.2007.00104.x.
[2] Mary E. Pick et al., “Assessment of Diet Quality in Pregnant Women Using
the Healthy Eating Index,” Journal of the
American Dietetic Association 105, no. 2 (February 1, 2005): 240–46,
https://doi.org/10.1016/J.JADA.2004.11.028.
[3] Pemberian Asi et al., “( Association of Maternal Food Consumption During
Pregnancy” 33, no. 2 (2010): 154–60.
No comments:
Post a Comment
Hai^^